Kamis, 14 April 2011

Dead Poet Society


Film ini seperti menggugat kebebasan berpikir di dunia sastra. Dahulu, pengkajian sastra dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Setiap pelajar mempelajari bagaimana mengkaji sastra itu. Hal ini terlihat seperti pengarahan pandangan. Pandangan siswa diarahkan sedemikian rupa oleh pendekatan tersebut.

Lalu, ada seorang guru yang memiliki pandangan yang berbeda. Dia meminta siswa merobek halaman yang berisi metode pendekatan tersebut. Kemudian, beberapa siswa membuat perkumpulan yang pernah ada, Dead Poet Society. Film ini seolah mengangkat kebebasan berpikir di dunia pendidikan.

Tetapi, film ini juga memberikan kritik seimbang. Ada satu kasus dimana seorang mahasiswa memiliki keinginan menjadi aktor yang bertolak belakang dengan ayahnya. Tetapi dia tidak mampu melawan kehendak orang tuanya dan tak mampu menunggu orang tuanya menyadari perasaannya. Kemudian dia memutuskan untuk bunuh diri. Ada kata yang tepat untuk kasus ini di film ini, "Bijaksanalah dengan keinginanmu, bukan bertindak bodoh!"

Kemudian Guru tersebut disalahkan atas peristiwa ini. Tetapi, hampir semua murid masih mengakui pemikiran guru tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar